KONFLIK DALAM DUNIA USAHA
DAN
FRUSTASI
DAN PENGARUHNYA
Diajukan
sebagai Tugas pada
Mata Kuliah
“Manajemen
Sumber Daya
Manusia II”
Disusun Oleh :
Iin Wulandari Muslimat
(2013054352)
Siti
Risnawati (2013054493)
Wahyudi
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGGERANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang
No.Telp: (021)-7412566 / Fax:
(021)-7412566, 7412491
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas semua
rahmat yang diberikan, sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia 2.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Konflik Dalam Dunia Usaha serta Frustasi dan Pengaruhnya, yang kami
sajikan berdasarkan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Pada akhirnya penyusun menyadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelengkapan makalah ini.
Pamulang, 18 April 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah...................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan Makalah......................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
KONFLIK DALAM DUNIA USAHA
2.1 Pengertian
Konflik .................................................................... 2
2.2 Konflik
dan Suksesnya Organisasi................................................2
2.3 Konflik
dan Perubahan Sosial................................................... 4
2.4 Teknik
Menstimulasikan Konflik.............................................. 5
2.5 Manajemen
Konflik................................................................... 6
FRUSTASI DAN PENGARUHNYA
2.6 Pengertian
Frustasi..................................................................... 6
2.7 Frustasi
dan Pengaruhnya.......................................................... 7
2.8 Frustasi
dan Kecelakaan Kerja................................................... 7
2.9 Gejala
Reksasi dan Fiksasi......................................................... 8
2.10 Dampak Negatif Frustasi........................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Konflik
merupakan fenomena dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan organisasi,
bahkan konflik selalu hadir dalam setiap hubungan kerja antara individu
dan kelompok. Tujuan organisasi pada
dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan berbeda kepada
masing-rnasing orang dan menjamin tugas -tugas tersebut terkoordinir menurut
suatu cara yang dapat mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu sendiri
bukanlah suatu tujuan tetapi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut
Swastha, sebuah organisasi itu terdiri atas orang-orang yang melakukan
tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri
individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain
dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki
tak kunjung terlaksana”.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Teknik
menstimulasikan konflik
2. Manajemen
konflik
3. Frustasi
dan Reaksinya
4. Dampak
Negatif Frustasi
1.3
Tujuan
Penulisan
Makalah
1. Sebagai pelengkap tugas Manajemen Sumber
Daya Manusia.
2. Alat pembelajaran bagi mahasisiwa tentang Konflik dan Frustasi.
3. Untuk mengenali bagaimana konflik dan frustasi dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
KONFLIK
DALAM DUNIA USAHA
2.1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang
(masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di
sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan
(the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di
antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar
kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu
sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
2.2 Konflik
dan Suksesnya Organisasi
Konflik itu mempunyai banyak jenis
seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima
jenis konflik, yaitu:
A. Konflik Intrapersonal
Adalah
konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang
sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sbb:
1. Sejumlah
kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2.
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
3.
Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan
tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses
adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau
konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga
macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1. Konflik pendekatan-pendekatan,
contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik
pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang
sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang
yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
B. Konflik
Interpersonal
Yaitu konflik yang terjadi antar
individu. Konflik yang terjadi ketika adanya perbedaan tentang isu tertentu,
tindakan dan tujuan dimana hasil bersama sangat menentuan. Atau pertentangan antar seseorang dengan
orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering
terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat
penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan
beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar
individu-individu dan kelompok-kelompok ini seringkali berhubungan dengan
cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
C. Konflik Antara Angota dalam Satu Kelompok
Setiap kelompok dapat mengalami
konflik substantif atau efektif. Konflik substantif terjadi karena
adanya latar belakang keahlian yang berbeda, ketika anggota dari suatu komite
menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama. Sedangkan konflik
efektif terjadi karena tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu
D. Konflik Antar Kelompok
Tingkat
lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti
diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang
terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok
mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain, maka manajer
merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan
pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan
integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
Konflik
antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik
yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan
staf, pekerja dan pekerja, merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara organisasi.
Contoh
seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain
dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,
harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
E. Konflik
antar organisasi
Konflik
juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak
selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang
sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidakcocokan suatu badan
terhadap kinerja suatu organisasi.
Sebagai
contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan
terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari
ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi
secara total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah
kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang
berhubungan dengan bidangnya.
Apabila
konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan
pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi
kemajuan organisasi.
2.3 Konflik
dan Perubahan Sosial
Nilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran,
kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial.
Misalnya industrialisasi yang mendadak di pedesaan
akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat indiustri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotong-royongan yang berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan structural yang disusun dalm organisasi formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak
ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Konflik terjadi karena dipicu oleh
situasi-situasi yang mendukung, antara lain sebagai berikut.
1.
Konflik
dalam keluarga, contoh:
a.
Perbedaan
pendapat dalam pengelolaan usaha keluarga dengan orang tua, dimana orang tua tentu melindungi
anak, sehingga anak merasa tidak dipercaya dan mampu dalam menjalankan usaha keluarga.
b.
Perbedaan
selera makan orang
tua dengan anak-anaknya sehingga orang tua sering makan di luar rumah.
c.
Perbedaan
gaya hidup dan pola pikir
antara suami istri.
2.
Konflik
dengan mitra kerja
Contoh : Perbedaan
persepsi dalam suatu masalah sehingga suasana kerja tidak menyenangkan.
3.
Konflik
dengan atasan atau manajer
Contoh : gaji yang tidak
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup.
4.
Konflik
dengan bawahan atau pekerja
Contoh : turunnya
tingkat produktivitas pekerja yang memnyebabkan omset produksi dan kualitas
produk menurun tajam.
5.
Konflik
agama
Contoh : munculnya
fanatisme dan SARA
6.
Konflik
pribadi
Contoh : keterbatasan
kemampuan yang menyebabkan rasa tidak percaya diri dan minder.
2.4 Teknik Menstimulasikan
Konflik
Beberapa metode atau teknik stimulasi yang mungkin
dapat dipergunakan untuk menstimulasikan konflik sampai kepada tingkat yang
fungsional adalah :
1. Komunikasi.
Dengan mempergunakan saluran
komunikasi organisasi, manajer dapat menstimulasi konflik. Secara hati-hati
informasi dapat dimasukkan ke dalam saluran formal untuk menciptakan
keragu-raguan, reevaluasi atau konfrontasi.
2.
Merubah struktur Organisasi.
Merubah
organisasi merupakan salah satu teknik yang bermanfaat dalam memecahkan
konflik antar kelompok. Sebaliknya perubahan ini justru merupakan cara yang
baik pula dalam menciptakan konflik. Cara ini dapat menstimulasi konflik
sehingga tercipta persaingan yang ujungnya adalah peningkatan kinerja.
3. Menstimulasi persaingan.
Penggunaan
berbagai insentif, seperti bonus, penghargaan bagi karyawan atau hasil karya
yang menonjol, dapat menstimulasi adanya persaingan. Apabila dapat
dipergunakan dengan tepat maka persaingan yang sehat itu dapat menciptakan
konflik yang fungsional,
4.
Memasukkan Orang luar ke dalam kelompok.
Salah satu teknik untuk
mengangkat kembali citra suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan citra
suatu organisasi atau bagian, adalah memasukkan, mengangkat atau memindahkan
orang-orang yang sikapnya, nilainya dan latar belakangnya berbeda dari para
anggota yang sekarang berada dalam sistem atau organisasi itu.
2.5 Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan
reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan
pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar
dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan
langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau
agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri
sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak
ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
FRUSTASI
DAN PENGARUHNYA
2.6 Pengertian Frustasi
Frustrasi dari bahasa Latin frustratio, yaitu perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang
dalam pencapaian tujuan. Frustasi dapat diartikan juga sebagai keadaan
terhambat dalam mencapai suatu tujuan (Markam,2003). Frustasi merupakan suatu
keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas
simpatetis yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan. Frustrasi
dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang
yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri
sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial
yang menghalangi pencapaian tujuan.
Konflik juga
dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa
tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari
frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet,
tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh. Frustasi adalah suatu
harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor, masalah sekolah
atau masalah yang tidak kunjung selesai. Frustasi ini pun terjadi juga bila tujuan yang
dicapai mendapatkan rintangan.
Frustasi
memiliki dua sisi, yaitu:
1.
Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
2.
Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.
2.7 Frustasi
dan Reaksinya
a.
Angry
agression (agresi marah), yaitu suatu reaksi yang diarahkan kepada tujuan untuk menyakiti
makhluk hidup lainnya
b.
Helplessness
anxiety (ketidak
berdayaan), yaitu suatu
reaksi emosional dimana individu menunjukkan sikap yg tak berdaya, pasif,
patah hati, sehingga menyebabkan sakit.
c.
Regression (kemunduran), yaitu suatu reaksi individu yg telah dewasa
tapi menunjukkan tingkah laku yg umum bersifat kenakak-kanakan.
d. Fiksasi,
yaitu bentuk reaksi emosional dimana individu mengulang kembali sesuatu cara
yg pernah memberikan hasil yg baik/memuaskan.
e. Penekanan,
yaitu individu menekan emosinya, atau berusaha melupakan sesuatu
perbuatan/pengalaman yg dianggap pengalaman pahit /buruk.
f.
Reaction formation, yaitu frustasi yg dibuat-buat.
g. Kompensasi,
yaitu suatu bentuk reaksi frustasi dengan.cara
mencari sukses dengan jalan lain.
h. Sublimasi,
yaitu mengalihkan suatu tujuan/motif kepada suatu kegiatan lain yg lebih
luhur.
i. Melamun,
bentuk reaksi frustasi dengan melarikan diri ke alam khayal yg mudah diciptakan
2.8 Frustasi
dan Kecelakaan Kerja
Frustrasi sangat mempengaruhi sikap individu dan
kelompok-kelompok kerja, sehingga segala peristiwa yang berlangsung
diperusahaan bisa ditafsirkan secara salah. Jika frutrasi bersifat lunak bisa
dicurahkan secara langsung pasa sumber penyebab frustrasi. Akan tetapi bila
bersifat serius dan sudah berkecamuk pada sebagian besar pegawai dan buruh
maka mereka menjadi sangat irrasional dan sentimental; bahkan juga bisa
mendendam dan membenci yang dilontarkan pada orang-orang yang sama sekali
tidak berdosa dan tidak menahu akan persoalan di perusahaan.
A. Iklim
frustasi di perusahaan itu mudah diketahui dengan adanya gejlaa-gejala sebagai
berikut:
1. Kritisme
yang berlebihan terhadap majikan atau para menejer
2. Produktivitas
yang rendah
3. Fitnahan-fitnahan
terhadap atasan dan banyak pergunjingan
4. Pelontaran
kata-kata tidak puas dan banyak ekspresi kedongkolan hati
5. Pengrusakan
alat-alat dan mesin-mesin perusahaan
6. Sikap-sikap
polotis yang militan dan agresif di pihak karyawan
7. Absensisme
yang tinggi
8. Banyaknya
kasus neorotis dan psikosomatis (menyinggung raga dan jiwa) di kalangan buruh dan pegawai juga para manajer.
B. Kaitan
frustasi dengan kecelakaan
Perusahaan yang dicekam oleh iklim frustasi, dimana
buruh dan pegawai-pegawainya yang mengalami banyak frustasi, pasti menampilkan
gejala-gejala frustasi sebagai berikut:
1. Banyak
terjadi kecelakaan dan berjangkit penyakit industri serta absensiisme yang
tinggi
2. Banyak
timbul simpton neurosis dan kelelahan industry
3. Sering
terjadi pemogokan
2.9 Gejala
Reksasi dan Fiksasi
A. Regresi
Melangkah mundur, primitivisasi, atau kembali pada taraf perkembangan yang
kekanak-kanakan. Sebagai contoh: Misalnya menjerit-jerit, manangis
meraung-raung, membanting-banting kaki, mengisap ibu jari, ngompol, bicara
gagap, merusak barang-barang, atau tingkah laku histeris lainnya.
B. Fiksasi
Pelekatan atau pembatasan tingkah laku pada pola tertentu. Sifat khas dari
fiksasi ialah kekakuan yang cenderung selalu diulang-ulang. Sebagai contoh:
Seorang karyawan yang terlalu sering mendapat hukuman keras mungkin akan
mengembangkan kompulsi (dorongan) untuk melakukan hal-hal yang justru dilarang
dengan membabi buta.
2.10 Dampak
Negatif Frustasi
Dampak negatif pada diri seseorang
dengan adanya frustasi bisa menyebabkan gangguan fisik dan psikis seseorang.
a. Pemakaian obat terlarang dan
alkohol yang dikarenakan
ketidakmatangan emosi.
b. Kenakalan, adanya emosi yang
labil sehingga cenderung bersikap agresif.
c. Gangguan makan.
d. Bunuh diri, seseorang yang
seringkali berfikiran dangkal untuk menyelesaikan masalah.
e. Mencari perhatian orang lain.
f. Menyendiri dan menangis.
g. Menyakiti diri sendiri dan
histeris.
h. Frustasi pun mengakibatkan
terjadinya tindak kekerasan.
Cara mencegah frustasi, yaitu:
a. Dalam
menyikapi suatu masalah harus dengan mengkontrol emosi.
b.
Berusaha
bersikap sabar.
c.
Yakin
bahwa suatu masalah nantinya akan ada jalan keluarnya.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau
lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya. Konflik yang dapat
terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Frustasi merupakan suatu keadaan ketegangan yang
tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang semakin
meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan.Frustrasi dapat berasal
dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang
mengalaminya. Frustasi bisa menimbulkan dua kelompok diantaranya bisa
menimbulkan situasi yang menguntungkan (positif) dan sebaliknya juga
mengakibatkan timbulnya situasi yang destruktif merusak (negatif).
3.2 Saran
Dengan adanya makalah
ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh informasi mengenai
Konflik dalam Dunia Usaha dan Frutasi dan Pengaruhnya. Namun kami sadar bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu masukan serta
saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelbagus.com/2012/04/gejala-dan-penyebab-stress.html
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Frustrasi
http://diankyuu.blogspot.com/2013/06/konflik-dan-frustasi.html
http://yuandarussalam.blogspot.com/2013/10/-konflik.html
http://www.academia.edu/4481652/Manajemen_Konflik_Dalam_Organisasi
http://laisanurin.blogspot.com/2011/12/konflik-organisasi.html
Power
point Manajemen Sumber Daya Manusia 2 tentang Frustasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar