Jumat, 02 Mei 2014

Karangan Semi Ilmiah Kenakalan Remaja

CARA MEMBERANTAS SIKAP KENAKALAN REMAJA DI LINGKUNGAN SEKITAR
Karangan Semi Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia




Oleh:
Iin Wulandari Muslimat
2013054352


JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGGERANG
 2013
                                

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


              Remaja adalah generasi penerus. Penerus bagi agama, negara, dan juga lingkungan sekitarnya. Tingkah laku yang disiplin, pandai, ramah, dan  berbudi pekerti luhur dibutuhkan untuk dapat dijadikan contoh pada kehidupan yang mendatang.

                  Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.

                  Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan, sudah melebihi batas yang sewajarnya. Perilaku kenalakan remaja yang sulit diatasi. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa. Baru-baru ini sering kita dengar berita di televisi, internet, di radio, maupun di lingkungan sekitar kita yang disebabkan oleh kenakalan remaja. Diantaranya tawuran, pemerkosaan, pemakaian narkoba dan lain-lain yang dilakukan oleh pelajar SMA bahkan pelajar SMPpun terlibat dalam kenakalan remaja tersebut, Astaghfirullah.

              Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan

               Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa, kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu, saya sebagai remaja berpendidikan yang sadar bahwa kenakalan remaja harus segera dihilangkan, mengangkat permasalahan ini sebagai bahan karya tulis semi ilmiah saya.
B.       Perumusan Masalah
1.      Apa pengertian remaja?
2.      Bagaimana perkembangan psikologi remaja?
3.      Apa macam-macam kenakalan remaja?
4.      Apa penyebab kenakalan remaja?
5.      Bagaimana solusi untuk mengatasi dan cara memberantas sikap kenakalan remaja?

BAB II
ISI

A.      Pengertian Remaja
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transis. Periode transisi dari anak menuju dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan yang berisiko bisa mengarah ke tindakan kriminal. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan sekitar dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut kenakalan remaja.
Sedangkan menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orangtua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
a. 12-15 tahun
b. Masa remaja awal 15-18 tahun
c. Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
d. Masa remaja akhir.

Remaja yang rentan di usia 14-19.
Menurut Direktur Bina Kesehatan Anak Kemenkes Republik Indonesia, dr. Ellizabeth Jane Soepardi, MPHP kenakalan anak-anak biasa makin menjadi di kala mereka sudah berada pada tahap pertumbuhan yakni saat usia 14-19 tahun. Periode transisi adalah saat anak hendak menginjak usia dewasa. Berlangsung sangat singkat, hanya berlangsung lima tahun. Pada usia ini anak belum dapat dikatakan dewasa, masih dalam masa transisi.
Para ilmuwan mencoba meneliti kenakalan remaja ini dengan melakukan percobaan menggunakan teknologi virtual reality. Mereka juga membagi kuesioner berisi pertanyaan mengenai masa depan. Hasilnya tampak jelas anak yang sudah merancang masa depan dapat membuat keputusan bijaksana dan mengurangi kecenderungan kriminal.
Catatan ilmuwan kenakalan di usia remaja yang menyimpang seperti penyalahgunaan obat terlarang, mengemudi dengan kecepatan tinggi dan membawa senjata ilegal sama dengan tindakan kriminal. Anak-anak yang melakukan kenakalan tersebut biasanya tidak bisa mengontrol kondisi emosinya.
Kenakalan di usia remaja (14-19 tahun) perlu perhatian khusus agar anak memiliki tanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Menurut Psikolog Adelina syarief SE, Mpsi orangtua pelu mengajarkan tanggung jawab dan menjelaskan hal baik dan buruk pada anak di masa transisi ini.
B.   Ciri-Ciri Remaja
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku. pada masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri dari kekangan orangtua untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orangtua.
Pada masa remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita. Lain dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri di masyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Ciri-ciri masa remaja lainnya adalah: 
1.    Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
2.    Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa.
3.    Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan emosi, tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan nilai.
4.    Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh guru dan orangtua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
5.    Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya.
6.    Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi.
7.    Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
8.    Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.
C.      Psikologi Remaja
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih dan putus asa) kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, di lain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orangtua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinya yang baru. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.
Remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarang, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
D.      Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Jenis-jenis kenakalan remaja, yaitu:
1.         Kenakalan remaja di lingkungan keluarga
Remaja yang sering membangkang/melawan kepada orangtuanya, egios, berbicara tidak sopan, boros, tidak menjaga kebersihan, lupa waktu beribadah, belajar, serta istirahat, gaduh dan mengganggu penghuni rumah lainnya.
2.         Kenakalan remaja di sekolah
Remaja lebih senang bermalas-malasan, dan tidak mengikuti KBM, terbukti ketika jam kosong ataupun pada saat ibu bapak guru berhalangan untuk mengajar para remaja malah membuat kegaduhan dan keonaran. Perkataan kotor, kasar, dan tidak ber etika sering dilontarkan kepada guru, maupun teman lainnya. Kedisiplinan juga sudah tertinggalkan, seperti disiplin berpakaian dan menaati peraturan. Zaman telah menentukan semua itu, terutama mode pakaian dan penampilan, sekarang ini remaja cenderung mengikuti gaya para selebriti yang sebenarnya, itu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
3.         Kenakalan remaja di luar sekolah (masyarakat)
Banyak remaja yang kurang peduli terhadap kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan. Lingkungan bukan hanya dalam lingkup RT tetapi lingkungan dimanapun remaja itu berada. Tidak mematuhi peraturan, melanggar tata tertib lalu lintas, membuat keributan, bersikap acuh terhadap kebersihan lingkungan, berlama-lama menggunakan fasilitas umum, hingga merusak fasilitas umum seperti jalan, jembatan, tembok-tembok dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Contoh-contoh kenakalan remaja, yaitu:
1.         Merokok
2.         Konsumsi alkohol
3.         Seks bebas
4.         Aborsi
5.         Penyalahgunaan narkotika
6.         Tawuran antar pelajar
7.         Berkelahi dengan teman
8.         Menonton majalah atau video porno
9.         Judi besar dan kecil-kecilan
10.     Geng motor
11.     Kebut-kebutan di jalanan
12.     Membolos sekolah
13.     Melawan orangtua dan guru
14.     Malas beribadah
15.     Berbohong kepada semua orang
16.     Merusak fasilitas umum
17.     Main game berlebihan
18.     Menghabiskan uang sekolah
Sedangkan bentuk-bentuk kenakalan remaja meliputi:
1.    Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. 
2.    Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 
3.    Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. 
4.    Kenakalan yang melawan status, misalnya: mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orangtua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka
5.    Kenakalan Remaja Non Kriminal
Yang mengalami masalah jenis ini cenderung tertarik pada kesenangan-kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah. Remaja ini suka mengasingkan diri, menghindarkan diri dari kegiatan yang menumbuhkan kontak dengan orang lain. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri, dengan gejala umum sering menyendiri, melamun, apatis tidak bergairah, sangat mudah tersinggung, sangat mudah panik, sangat mudah bingung sehingga cenderung menjadi peminum, pemabuk, penghisap candu, narkotika, menjadi morfinis dan sebagainya, bahkan tega untuk bunuh diri.
Adapun macam–macam kenakalan remaja yang sering terjadi diantaranya adalah :
1.    Tawuran antar pelajar
Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang sangat bodoh, karena dapat merusak fasilitas umum dan fasilitas yg terdapat di sekolah. Tawuran juga dapat merusak masa depan, karena jika tertangkap polisi, nama mereka yang tertangkap akan tercemar.
1.         Mencoret coret dinding sekolah
Mencoret coret secara ilegal adalah perbuatan yang tidak baik, karena dapat membuat kotor sekitar lingkungan. Tetapi jika kita melakukannya dengan baik, coretan coretan itu dapat manjadi karya karya seni yang baik, dan juga dapat manghasilkan mata pancaharian yang baik.
3.    Mencuri
Mancuri juga dapat merusak nama baik kita, karena jika kita ketahuan mencuri, kita akan merasa sangat malu, dan kita juga akan di jauhi oleh orang orang yang dekat dengan kita, karena orang itu sudah tidak percaya lagi dengan kita.
4.         Bolos
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi mengatakan  kebiasaan anak menghabiskan waktu luang atau membolos saat jam sekolah salah satunya disebabkan karena pelajaran atau kegiatan di sekolah tidak menarik. “Kalau diperhatikan, anak-anak akan berteriak bahagia ketika mendengar bel istirahat atau bel pulang sekolah,” ungkap Kak Seto, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Lebih lanjut Kak Seto mengatakan, para akedimisi seharusnya lebih memperhatikan kegiatan yang menarik di sekolah sehingga perhatian anak akan fokus pada kegiatan positif di sekolah. Dia menunjuk, sekolah negeri dan perangkatna yang masih kurang maksimal dalam mengajar kreatif. Bahkan Kak Seto menegaskan, belajar bukanlah kewajiban melainkan hak anak. “Banyak guru yang tidak melihat proses kreativitas anak. Padahal tipe kecerdasan dan gaya belajar anak yang satu dengan yang lainnya berbeda, tapi semuanya disama ratakan. Ini yang membuat anak tidak betah ada di ruang kelas,” paparnya.
5.    Merusak fasilitas sekolah
Merusak fasilitas sekolah akan merugikan diri sendiri dan orang lain, karena kita tidak bisa memakai atau manggunakan fasilitas fasilitas tersebut.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
1.         Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2.         Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orangtua.

E.       Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal).
-            Faktor internal:
1.        Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.        Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajati dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
-            Faktor eksternal:
1.        Keluarga
Keluarga dan perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga juga bisa mempengaruhi, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.        Teman sebaya yang kurang baik.
3.        Komunitas atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja lainnya, yaitu:
1.         Reaksi frustasi diri
2.         Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
3.         Kurangnya kasih sayang orangtua atau keluarga
4.         Kurangnya pengawasan dari orangtua
5.         Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
6.         Dasar-dasar agama yang kurang
7.         Tidak adanya media penyalur bakat atau hobi
8.         Masalah yang dipendam
9.         Broken home
10.     Pengaruh kawan sepermainan
11.     Relasi yang salah
12.     Lingkungan tempat tinggal
13.     Informasi dan tehnologi yang negative
14.     Pergaulan.
Berbagai dampak yang timbul, diantaranya menggangu waktu belajar, beribadah dan waktu untuk istirahat. Sehingga tumbuhlah jiwa remaja yang malas, tidak disiplin, acuh sehingga menuju pada kebodohan. Hal ini tentunya dapat merusak citra budaya bangsa Indonesia. Apalagi sudah banyak bukti yang telah diketahui, dengan tingkat ketidaklulusan siswa SMP dan SMA yang semakin meningkat.
Yang merasa rugi bukan hanya remaja itu sendiri, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Remaja sekarang sangat identik dengan handphone/HP, sehingga tidak sedikit remaja yang menghabiskan waktu untuk asyik ber-SMS dengan teman hingga lupa waktu dan melupakan pekerjaan yang seharusnya wajib dikerjakan. Ditambah dengan meluasnya kasus-kasus karena jejaring sosial, seperti adanya penganiayaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Yang hanya berawal dari perkenalan melalui situs jejaring, seperti facebook.
Remaja tersebut juga akan mendapat nama buruk karena sikap dan sifatnya yang seperti itu. Remaja-remaja sekarang sudah mencoreng nama bangsa kita di mata umum bahkan dunia. Dengan menjadi seorang yang tidak bertanggung jawab, ugal-ugala an tidak jarang juga nekat mencelakai orang. Contohnya adalah tawuran antar siswa sekolah satu dengan siswa selolah lainnya, hingga menjadikan fasilitas umum rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Saat tawuran berlangsung, pasti banyak juga masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban keganasan para amukan remaja-remaja yang gila dengan permusuhan.
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai penggangu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannyaia dari pergaulan di lingkungan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud dengan gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisasi, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menganggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan bisanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang bebean keluarganya. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa mnunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memilliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempa tmemperbaikinya. Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negaif bukan tidak mungkin akan memiliki keberatan untuk melakukan tindak kriminal, mencuri demi uang atau merampok itu adalah salah satunya untuk mendapatkan barang berharga yang ia inginkan.
F.       Peranan Keluarga terhadap Kenakalan Remaja
Sebelum anak mengenal lingkungan yang luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. Karena itu sebelum anak anak mengenal norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, pertama kali anak akan menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di keluarganya untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya. Orangtua berperan penting dalam emosi remaja, baik yang memberi efek positif maupun negatif. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua masih merupakan lingkungan yang sangat penting bagi remaja.
Remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti kehendaknya sendiri. Situasi ini dikenal dengan ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam  penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan  dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orangtuanya dan orang lain disekitarnya. Frustasi dan kemarahan tersebut seringkali di ungkapkan dengan perilaku perilaku yang tidak simpatik terhadap orangtua maupun orang lain yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya.
Penilitian yang dilakukan BKKBN pada umunya masalah antara orangtua dan anaknya bukan hal hal yang mendalam seperti masalah ekonomi, agama, sosial, politik, tetapi hal yang sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, pakaian dan penampilan.

G.      Pergaulan Remaja

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal–hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Pergaulan remaja berupa tekanan teman bahkan sahabat, yang bisa disebut dengan rasa solidaritas, ingin diterima, dan sebagai pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja.

H.      Remaja dan Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial meliputi teman sebaya, masyarakat dan sekolah. Sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi remaja, karena selain dirumah sekolah adalah lingkungan kedua dimana remaja banyak melakukan berbagai aktifitas dan interaksi social dengan teman-temannya. 
Masalah yang dialami remaja yang bersekolah lebih besar dibandingkan yang tidak bersekolah. Hubungan dengan guru dan teman-teman di sekolah, mata pelajaran yang berat menimbulkan konflik yang  cukup besar bagi remaja. Pengaruh guru juga sanagt besar bagi perkembangan remaja, karena guru adalah orangtua bagi remaja ketika mereka berada disekolah.
Pada masa remaja, hubungan sosial memiliki peran yang sangat penting bagi remaja. Remaja mulai memperluas pergaulan sosialnya dengan teman teman sebayanya. Remaja lebih sering berada diluar rumah bersama teman teman sebayanya, karena itu dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebayanya pada sikap, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh orangtua.
Brown menggambarkan empat cara khusus bagaimana terjadinya perubahan kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja:
1.         Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibandingkan pada anak-anak. Pada usia 12 tahun, remaja awal mulai menjauhkan diri dari orang dewasa dan mendekatkan diri dengan teman sebaya.
2.         Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orangtua dan guru dan ingin mendapatkan kebebasan. Mereka mencari tempat untuk bertemu dimana mereka tidak terlalu diawasi. Meskipun dirumah mereka ingin mendapatkan privasi dan tempat dimana mereka dapat mengobrol dengan teman temannya tanpa didengar oleh keluarganya
3.         Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang berbeda. Walaupun anak perempuan dan laki laki berpartisipasi dalam kegiatan dan berkelompok persahabatan yang berbeda selama masa pertengahan kanak-kanak, tetapi pada masa remaja interaksi dengan remaja yang berbeda jenis semakin meningkat, sejalan dengan semakin menjauhnya remaja dengan orangtua mereka
4.         Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilai-nilai dan perilaku dari sub-budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga mengidentifikasikan diri dalam kelompok pergaulan tertentu.

I.         Cara Memberantas Sikap Kenakalan Remaja
Ada beberapa cara untuk mengatasi, mencegah, dan memberantas sikap kenakalan remaja, yaitu:
1.         Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti pendidikan ibadah, pembinaan akhlak dan rutinitas ibadah.
2.         Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orangtua dalam hal apapun.
3.         Adanya pengawasan dari orangtua yang tidak mengekang. Contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Namun dalam masalah ibadah, tentu saja perlu ada pemaksaan.
4.         Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
5.         Sebagai orangtua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
6.         Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini
7.         Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
8.         Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja
9.         Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul
10.     Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
11.     Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti TV, Internet, Radio, Handphone dan lain- lain
12.     Di lingkungan sekolah, guru sebagai orangtua kedua bagi remaja disekolah, bukan hanya sekedar mengajarkan materi pelajaran, namun juga mengajarkan dan memberi akhlak yang baik. Peran sekolah juga diharapkan dapat menegaskan setiap peraturan yang ada, dengan tujuan agar si anak dapat mematuhi peraturan tersebut dan jera terhadap kenakalan remaja.
13.     Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah
14.     Di lingkungan masyarakat, diharapkan dapat menegur dan merubah perilaku remaja yang tidak senonoh. Dimulai dari memberikan contoh yang yang baik, seperti menciptakan suasana rukun, dan taat pada peratuaran. Mendirikan kegiatan yang positif agar remaja dapat menggali potensi diri dan tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Dan bila si anak membuat kesalahan, bisa diberi sedikit teguran agar si anak dapat menyadari kesalahannya dan merubah sikapnya.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Masa remaja, adalah masa dimana seorang manusia sedang berada dalam pencarian jati dirinya, ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Seorang manusia dikatan remaja, jika ia sudah menginjak usia 17 tahun. Dan dalam usia ini, seorang manusia mengalami masa yang dinamakan masa pubertas. Saat pubertas, biasanya manusia ingin mencoba segala suatu yang baru dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Bentuk kenakalan remaja banyak sekali, antara lain: Narkoba, free sex, tawuran, pergaulan bebas, dll. Kenakalan remaja kebanyakan dilakukan oleh mereka yang gagal dalam mengembangkan emosi jiwanya, mereka tidak bisa menahan diri terhadap hala baru yang masuk ke dalam dirinya, yang menimbulkan sikap yang tidak seharusnya dilakukan. Kenakalan remaja adalah wujud dari konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun pada saat remaja.
 Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Untuk mengatasi kenakalan remaja tersebut, diperlukan perhatian dari berbagai pihak dengan memberikan contoh yang baik, dan menegur perilaku remaja yang menyimpang. Serta, perlunya penegasan terhadap peraturan dan sangsi, agar remaja jera dan tidak lagi melakukan kenakalan remaja. Karena, tidak sepenuhnya kesalahan itu dapat menjadikan kerugian. Bahkan, dari kesalahan itu kita dapat memanfaatkannya untuk belajar dan memperbaiki diri.


B.       Saran
Saran-saran saya, yaitu:
1.         Perlu penanaman nilai moral, pendidikan, dan nilai religius pada diri seorang remaja.
2.         Sebaiknya, orangtua selalu memperhatikan dan mengawasi perilaku anaknya.
3.         Guru, teman, orangtua, dan masyarakat diharapkan bisa memberikan contoh yang baik bagi remaja.
4.         Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
5.         Kita sebagai generasi penerus harus lebih hati-hati dalam bergaul dan memanfaatkan berbagai fasilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Edho Pratama. http://mynameisedho.blogspot.com/2012/11/remaja-sekarang-menjadi-icon-kenakalan.html pukul 06:58.
Haryanto. http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ Hari Minggu, 10 April 2011.
Kusmiyati. http://www.liputan6.com/tag/kenakalan-remaja/?channel=health Hari Selasa, 10 September 2013, pukul 20:15.
Mulyano, B, Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulannya, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Quantum Enterprise in Dunia Kita. http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/04/kenakalan-remaja-dalam-lingkungan-sekolah/  Hari Rabu, 04 November 2009.
Setio Hadi. http://salingberbagi.blogspot.com/ Hari Kamis, 09 Februari 2012, pukul 04.38.
Soerjono, Soekanto, Sosiologi Penyimpangan, Jakarta: Rajawali, 1988.

Willis, S, Problema Remaja dan Pemecahannya, Bandung: Angkasa, 1994.

Tidak ada komentar: