Kamis, 17 Maret 2016

MAKALAH ANALISIS SWOT, PLC, DAN BCG PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK



ANALISIS SWOT, PLC, DAN BCG
PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK


Makalah
Diajukan sebagai Tugas Individu pada Mata Kuliah
Sistem Informasi Pemasaran




 



Disusun Oleh:
IIN WULANDARI MUSLIMAT
NIM. 2013054352



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGGERANG
2016




BAB 1

PENDAHULUAN

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK


A.  Sejarah PT Indofood Sukses Makmur TBK
                                 
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

Berikut ini adalah rincian Sejarah PT Indofood Sukses Makmur TBK, yaitu sebagai berikut:
1990    • Incorporated seperti PT Panganjaya Intikusuma.
1992    • Berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
1994    • Initial Public Offering dari 763 juta lembar saham di Rp1, 000 nilai nominal per saham, listing di Bursa Efek Indonesia.
1995    • Didapatkan penggilingan tepung Bogasari
1996    • Melakukan sebuah stock split 1:2.
1997    • Acquired 80% ekuitas saham di perkebunan, agribisnis dan perusahaan
distribusi
• Dilakukan sebuah rights issue 1:5 dengan tambahan saham total 305.2 juta
saham
2000    • Melakukan sebuah stock split 1:5
• Dikeluarkan Rp1 triliun Obligasi Seri I
2001    • Memperoleh persetujuan pada pembelian kembali saham skema dan
peluncuran sebuah Rencana Kepemilikan Saham Karyawan (ESOP).
2002    • Diimplementasikan tahap pertama ESOP, melibatkan 228.9 juta saham
• Bought kembali 915.6 juta saham
• Dikeluarkan US $ 280 juta Eurobonds
2003    • Diimplementasikan tahap kedua ESOP, melibatkan 58.4 juta saham
• Dikeluarkan Rp 1,5 triliun Obligasi Seri II
2004    • Menerapkan ESOP tahap III, melibatkan 919.5 ribu saham
• Dikeluarkan Rp1 triliun Obligasi Seri III
• Acquired 80% memegang di sebuah perusahaan karton bergelombang
2005    • Perkembangan perusahaan patungan dengan Nestlé
• Didapatkan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat
• Didapatkan Obligasi Konversi yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran,
setara dengan 90,9% dari ekuitas
2006    • Early Eurobonds penebusan dari US $ 143.7 million
• Didapatkan 55,0% saham di perusahaan pelayaran Pacsari Pte. Ltd
• Didapatkan tambahan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2007    • Terdaftar di Agribisnis Group di Bursa Efek Singapura dan ditempatkan

B.  Visi dan Misi
1.   Visi
Menjadi Perusahaan Total Food Solutions
2.   Misi
a.   Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi kami
b.   Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan
c.   Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
d.   Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi
e.   Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan

Ada tiga konsep strategis untuk mencapai misi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.      Diferensiasi.
Diferensiasi berhubungan dengan penyajian keunikan. Peluang sebuah perusahaan untuk menciptakan keunikan dapat dilakukan pada semua aktivitas perusahaan. Karena banyak produk menyertakan jasa dan kebanyakan jasa memasukkan unsur produk, menciptakan keunikan benar-benar hanya masalah imajinasi
2.      Kepemimpinan biaya-rendah.
Dapat diartikan mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah. Salah satu pemicu strategi biaya rendah adalah fasilitas yang dimanfaatkan secara efektif. Perusahaan yang menggunakan strategi biaya rendah memahami hal ini dan memanfaatkan sumber dayanya secara efektif. Dengan mengidentifikasikan ukuran optimal perusahaan dapat menyebarkan biaya pada unit-unitnya untuk menurunkan biaya dan menjadikannya unggul.
3.      Bersaing dalam respon.
Respon merupakan keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan, dan kinerja yang fleksibel. Respon yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi pembaruan rancangan dan fluktuasi volume.
Dari ketiga konsep strategi tersebut, Strategi yang dipakai oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah diferensiasi produk dibuktikan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memproduksi mie instan dalam bentuk cup. Diferensiasi produk yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dilakukan untuk memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar. Dan kepemimpinan biaya rendah dibuktikan dengan PT Indofood memproduksi mie instan dengan harga yang lebih murah tetapi dengan menggunakan bahan baku yang sama dengan yang lainnya, contohnya adalah supermi, dll.
C.  Produk Utama
Berikut ini adalah Produk Utama PT Indofood Sukses Makmur TBK, yaitu sebagai berikut:
1.      Indomie                                              
2.      Pop Mie                                              
3.      Sarimi                                                 
4.      Supermi                                              
5.      Mie telur Cap 3 Ayam                       
6.      Pop Bihun    
7.      Cheetos                                              
8.      Jet-Z                                                   
9.      Lays Potato Chips
10.  Chitato Potato Chips
11.  Qtela Cassava Chips
12.  Indomilk                                            
13.  Cap enak                                            
14.  Indoeskrim                                         
15.  Kecap Indofood                                
16.  Promina
17.  SUN
18.  Piring Lombok
19.  Bumbu Kaldu Indofood                    
20.  Bumbu Instant Indofood
21.  Bumbu Racik Indofood                     
22.  Bimoli                                                
23.  Simas Palmia                                      
24.  Happy Salad oil

BAB II
ANALISIS SWOT
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK


A.  Strenght (Kekuatan)
Berikut ini adalah kekuatan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.      Keahlian dalam cita rasa Indonesia (rasa yang enak dan lezat)
2.      Produksi rendah biaya
3.      Jangkauan distribusi luas
4.      Memiliki satu group yang menangani pendistribusian produk-produknya (PT. Group Distribusi Indofood)
5.      Kecepatan dalam menjangkau konsumen
6.      Kondisi keuangan atau financial yang kuat
7.      Kondisi keuangan yang membaik dengan indikasi naiknya net income, total asset, cash on hand
8.      Memiliki banyak anak perusahaan
9.      Brand yang sudah terkenal lama oleh masyarakat Indonesia terutama produk Mie.
10.  Kepemilikan Direksi dan Komisaris yang matang
11.  Memliki Sumber Daya Manusia yang besar sehingga mampu produksi yang besar pula
12.  Memiliki staff yang handal dengan didukung melalui inovasi-inovasi yang terus dilakukan dengan mengadakan kinerja tim
13.  Produk yang diproduksi Indomie adalah mie yang berkualitas tinggi dengan berbagai macam varian
14.  Terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan konsumen
15.  Telah merambah pasar Luar Negeri
16.  Target pasar mencapai semua kalangan
17.  Agresif dalam iklan di media massa
18.  Banyak stock point yang berada di kawasan strategis
19.  Memiliki divisi R&D internal sehingga tidak membutuhkan R&D eksternal (Riset dan Pengembangan atau Research and Development)
20.  Karyawan standarisasi pendidikan latar belakang dengan penglaman kerja yang baik

B. Weakness (Kelemahan)
Berikut ini adalah kelemahan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.      Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2.      Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3.      Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4.      Tenaga kerja yang banyak membuat perusahaan rentan goncangan terhadap penjualan produk yang menurun
5.      Produk memakai MSG (Monosodium Glutamate)
6.      Besarnya biaya pemasaran yang digunakan
7.      Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi khususnya produksi di Luar Negeri

C. Opportunities (Peluang)
Berikut ini adalah peluang dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.      Pertumbuhan pasar yang terus meningkat, baik di kalangan bawah, menengah, maupun atas
2.      Segemntasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang dihasilkan terus menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda
3.      Memanfaatkan e-bussines dalam membantu mengembangkan pangsa pasar dan memperkenalkan prosuk melalui internet, karena pengguna internet sama dengan masyarakat konsumen
4.      Peluang pasar yang besar dalam sistem distribusi yang mencakup grup pendistribusian produk hingga pasar tradisional dengan waktu sesingkat mungkin
5.      Melakukan ekspansi ke luar negeri
6.      Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
7.      Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
8.      Pasar domestik maupun luar negeri masih terbuka lebar
9.      Naiknya harga makanan pokok
10.  Pola hidup masyarakat akan mie instant yang cukup tinggi
  
D. Threats (Ancaman)
Berikut ini adalah ancaman dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebagai berikut:
1.      Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2.      Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3.      Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama
4.      Adanya kompetitor sejenis yang cukup banyak
5.      Kemungkinan adanya anti MSG dan zar bahaya lainnya
6.      Adanya substitusi untuk makanan instant















BAB III
PLC dan BCG
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK


A. PLC (Product Life Cycle) Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Pada umumnya siklus hidup produk atau product life cycle memiliki 4 tahapan yaitu: Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), kedewasaan (Maturity), penurunan (Decline).
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ke empat tahapan siklus hidup produk yang di gunakan produsen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam memasarkan produknya berdasarkan fase atau tahap siklusnya.

              
1.      Perkenalan (Introduction)
Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, produk di tahap perkenalan ini adalh Indomie Mie Noodlez, Indomie Laksa, dll. Tahap perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan yang lambat karena di sebabkan oleh:
a.       Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi
b.      Masalah teknis
c.       Kelambatan dalam penyediaan produk tersebut untuk konsumen, terutama di bidang distribusi.
d.      Keseganan konsumen untuk mengubah pola kebiasaan yang sudah berjalan.
2.   Perkembangan (Growth)
Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, produk di tahap perkembangan ini adalah Kecap Indofood, Bumbu Kaldu Indofood. Tahap perkembangan (Growth) adalah tahap di mana produk yang di perkenalkan tersebut dikenal dan diterima oleh konsumen. Ditinjau lebih jauh kurva volume penjualan pada periode pertumbuhan ini dapat di pisahkan kedalam dua tahap, yaitu:
a.   Penjualan meningkat dengan tingkat kenaikan yang semakin besar
b.   Dalam periode pertumbuhan ini ditunjukkan dengan penjualan yang meningkat, tetapi tingkat kenaikannya semakin kecil.
3.   Tahap Kedewasaan (Maturity)
Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, produk di tahap kedewasaan ini adalah Indomie Goreng, Indomilk, dll. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a.       Tahap pendewasaan yang meningkat adalah penjualan total meningkat dengan lambat yang di sebabkan karena sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama), sedangkan pembeli baru yang masuk hanya sedikit.
b.      Tahap kedewasaan yang stabil adalah volume penjualan tidak meningkat lagi tetapi konstan.ini di sebabkan karena seluruh permintaanya berasal dari pembeli lama atau pelanggan, jadi sudah tidak ada lagi pembeli baru yang masuk.
c.       Tahap kedewasaan menurun adalah penjualan yang menurun dikarenakan beberapa langganan mulai meninggalkan produk perusahaan dan membeli produk lain.
4.   Tahap Penurunan (Decline)
Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, produk di tahap penurunan ini adalah Supermie, Indoeskrim. Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang di tawarkan mungkin akan hilang dari pasar (Market). Tahap terakhir yang dialami oleh suatu produk dalam siklus kehidupannya adalah tahap kemunduran panjang atau lamanya tahap kemunduran ini di tentukan oleh beberapa factor, yaitu:
a.       Perubahan selera konsumen
b.      Perubahan kegiatan pesaing
c.       Kebijaksanaan meninggalkan produk oleh perusahaan.

B. BCG (Boston Consulting Group) Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Pada tahun 1968, menciptakan (BCG) Boston Consulting Group “Growth Share Matrix” sebuah grafik sederhana untuk membantu perusahaan besar dalam menentukan bagaimana mengalokasikan kas antara unit-unit bisnis mereka. Korporasi akan mengkategorikan unit usaha sebagai “Bintang”, “Kas Sapi”, ”Pertanyaan Marks”, dan “Anjing” (awalnya “Piaraan”) kemudian mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan uang dari ”sapi perah” menuju “bintang” dan “tanda tanya” yang memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang lebih tinggi potensial. Bagan itu popular selama dua dekade dan “digunakan sebagai primer dalam prinsip-prinsip pengelolaan portofolio”, sebagai kata BCG.
Market Growth
                                                           
    


1.   Dog
Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan market share-nya juga masih rendah. posisi ini harus segera mengambil tindakan kalau tidak secepatnya mengambil tindakan suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang berada pada posisi ini adalah Indomie Mie Noodle, Indomie Laksa, dll

2.   Question
Pada quadrant ini, product yang ditawarkan walau masih mempunyai market share rendah, tapi demannya udah kelihatan banyak. sehingga market growth-nya tinggi. Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang berada pada posisi ini adalah Indoeskirim, Supermi.
3.   Star
Kalau sudah sampai di posisi star dimana market share sudah dominan, tapi growth masih banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur minor bisa dilakukan, kerjasama dengan club juga bisa digiatkan lagi dalam promosi. Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang berada pada posisi ini adalah Kecap Indofood, Bumbu Kaldu Indofood.
4.   Cash Cow
Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi dan growth yang cukup baik ,untuk mempertahankan produk perusahaan dapat menjaga stabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga. Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang berada pada posisi ini adalah Indomie goreng, Indomilk, dll.





1 komentar:

April aman Buulolo cool... mengatakan...

kok saya gagal paham yahh hehe